Tahukah Kamu ?

Tahukah Kamu ?

-
tulang paha manusia, jauh lebih kuat dari konstruksi beton.
-Gajah adalah satu-satunya mamalia yang tidak bisa meloncat.
-Kuku jari tangan manusia tumbuh empat kali lebih cepat daripada kuku jari kakinya..
-Cocacola bakal berwarna ijo, seijo cendol kalo gak dikasih tambahan pewarna dalam proses pembuatannya..
-bumi, adalah satu2nya planet di sistem tata surya kita yang tidak dinamakan dengan nama dewa-dewi

Cari Artikel Ini

Sabtu, 21 April 2012

Kisah Mengharukan ''Hachiko''


Kawan Remaja pasti sudah banyak yang tahu tentang film Hachiko, bukan. Yap, film yang mengisahkan kesetiaan seekor anjing kepada majikannya.
Hachiko adalah seekor anjing jantan jenisAkita Inu. Julukan hachiko, anjing yang setia, sepertinya pantas disematkan kepada hewan ini. Karena, setelah majikannya meninggal, hachiko terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo.
Namanya sewaktu kecil adalah hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saito dari Kota Odate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis akita inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Odate, 14Januari 1924.
Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburo Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Waktu itu, usia Profesor Ueno menginjak 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno sendiri adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing akita inu, namun semuanya tidak berumur panjang.
Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, s dan john. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store.
Kebiasaan hachi adalah selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang, ketika Profesor Ueno berangkat bekerja. Bahkan, bersama s dan john, hachi kadang  mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Malamnya, hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput Profesor Ueno.
Tanggal 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, tanpa diduga, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Dan seperti biasa, hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, sampai nggak mau makan selama 3 hari, lho.
Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara Tsuya ( jaga malam untuk orang meninggal ) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti, bahwa Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani  s dan john, seperti biasa pergi ke stasiun untuk menjemput majikannya.
Setelah kepergian Profesor Uneo, nasib malang ikut menimpa hachi. Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno, karena ternyata, Yae tidak pernah dinikahi secara resmi.
Sejak saat itu, hachi dan john dititipkan kepada kerabat Yae dan profesor Ueno. Namun, sepertinya mereka kurang cocok dengan hachi. Hingga pada musim gugur tahun 1927, hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno.
Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan Tomigaya, dekat dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, hachi kembali terlihat menunggu kepulangan majikannya tersebut di Stasiun Shibuya.
Kisah hachi menunggu majikan di stasiun, mengundang perhatian Hirokichi Saito dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Saito menulis kisah sedih tentang hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ( Kisah Anjing Tua yang Tercinta ).
Publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Saat itu, cerita tentang hachi menjadi terkenal. Pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran  (sayang ) ditambahkan di belakang nama hachi, dimana akhirnya orang memanggilnya dengan nama hachikō.
Sekitar tahun 1933, kenalan Saitō, seorang pematung bernama Teru Andō tersentuh dengan kisah hachikō. Sama dengan Saito, Andō ingin membuat patung Hachikō. Setiap hari, hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō untuk berpose sebagai model.
Patung perunggu hachiko akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan sendiri oleh hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Selain itu, Ando juga membuat patung hachiko yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohitodan Permaisuri Kojun.
Sayangnya, pada tanggal 8 Maret 1935, selepas pukul 06.00 pagi. hachikō, 13 tahun, ditemukan sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Berdasarkan otopsi, diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis.
Rasa sedih dan simpati, banyak berdatangan. Perpisahan dengan hachikō dihadiri banyak orang di Stasiun Shibuya. Termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Bahkan, biksu dari Myōyū-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman hachikō berlangsung seperti layaknya upacara pemakaman manusia.
Hachikō dimakamkan di samping makam Profesor Ueno di pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh hachikō diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.
Patung hachikō juga didirikan di kota kelahiran hachikō di Ōdate, pada tanggal  8 Juli 1935. Tepatnya, di depan Stasiun Odate. Patung tersebut dibuat serupa dengan patung hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya ( 1937 ), kisah hachikō dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah rakyat di Jepang, yang berjudul  On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).
Di saat berkecamuknya perang dunia ll, patung perunggu hachikō ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang sekarang berada di Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan Agustus 1948. Patung tersebut merupakan karya pematung Takeshi Andō, anak laki-laki dari Teru Andō. Pada tanggal 12 Oktober 2003, monumen peringatan ulang tahun hachikō ke-80 didirikan di lokasi rumah kelahiran hachikō, di Ōdate.
Kisah hidup hachiko, menginspirasi sutradara Seijiro Koyama untuk membuat film tentang hachiko yang berjudulHachiko Monogatari dan mulai diputar di Jepang, pada Oktober 1987. Sebuah drama spesial tentang hachikō, juga ditayangkan jaringan televisi Nippon Television  pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita).
Pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog’s Story  karya sutradara Lasse Hallstrommulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.
dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar