Afrika Selatan
Lambang negara Afrika Selatan diperkenalkan pertama kali pada hari kemerdekaan Afrika Selatan 27 April 2000. Lambang ini menggantikan lambang lama yang digunakan sejak tahun 1910.[1] Semboyan ǃke e: ǀxarra ǁke tertulis dalam bahasa Khoisan suku ǀXam yang berarti "orang yang beraneka ragam bersatu". logo lama berbahasa Latin, adalah Ex unitate vires, yang berarti hampir sama yaitu "persatuan adalah kekuatan".
Makna
Lambang ini terdiri atas elemen lingkaran. Lambang perisai membentuk gendang dan didalamnya terdapat gambar dua manusia dalam gaya seni batu Khoisan. Kedua figur ini saling menghadap melambangkan saling memberi salam dan persatuan. Di atas perisai terdapat lembing dan knobkierie, saling bersilangan.
- Semboyan: !ke e: /xarra //ke, dalam bahasa Khoisan language suku /Xam, yang berarti "orang yang beraneka ragam bersatu". Bermakna upaya untuk menyatukan pemikiran dan tindakan. Dalam skala kolektif merupakan sebuah seruan bagi bangsa untuk bersatu dalam keanekaragaman.
- Tanaman gandum melambangkan kesuburan, pertumbuhan dan pembangunan.
- Gading gajah melambangkan kebijaksanaan, moderasi, dan keabadian.
- Perisai melambangkan wahana untuk menampilkan identitas sekaligus pertahanan spiritual.
- Figur dua manusia ditampilkan berhadapan dalam sikap saling menyapa, melambangkan persatuan. Juga melambangkan peralihan dari manusia individual menjadi sosial dalam bangsa, negara, dan keseluruhan kemanusiaan.
- Lembing dan knobkierie adalah lambang pertahanan dan kewenangan, juga melambangkan kaki burung sekretaris. Lembing dan knobkierie dalam posisi terbaring melambangkan perdamaian.
- Protea raja merupakan lambang keindahan negara dan potensi bangsa untuk berkembang mencapai kejayaan Afrika. Warna populer Afrika terdapat dalam protea – hijau, emas, merah, dan hitam.
- Burung Sekretaris diletakkan di atas protea dan simbol bunga di dada burung. Burung yang kuat ini melambangkan perlindungan negara terhadap musushnya. Sebagai pembawa pesan dari surga, sayap melambangkan kemampuan bangsa untuk naik menjulang tinggi, warna emas dikaitkan dengan kejayaan.
- Matahari terbit melambangkan kegemilangan dan kejayaan, energi, sumber kehidupan, pengetahuan dan tekad.
Lambang negara Australia (secara resmi disebut Commonwealth Coat of Arms atau Lambang Persemakmuran) adalah simbol resmi Australia. Bentuk awal lambang ini direstui oleh Raja Edward VII dari Britania Raya pada tanggal 7 Mei 1908, versi saat ini direstui penggunaannya oleh Raja George V pada tanggal 19 September 1912, meskipun versi 1908 dalam konteks tertentu masih digunakan.
Rancangan
Perisai adalah bagian terpenting lambang ini yang didalamnya memuat berbagai eblem negara bagian Australia. Separuh bagian atas,dari kiri ke kanan, melambangkan negara bagian: New South Wales, Victoria, dan Queensland. Separuh bagian bawah, dari kiri ke kanan: Australia Selatan, Australia Barat, dan Tasmania. Di atas perisa adalah 'Bintang Persemakmuran' atau 'Bintang Federasi' bersudut tujuh di atas lingkaran biru-emas yang dilihat dari sisi. Enam sudut bintang melambangkan enam negara bagian awal, sementara sudut ketujuh melambangkan gabungan seluruh negara bagian dan negara Australia berdaulat di masa depan. Seluruh lambang ini melambangkan Federasi Australia.
Kangguru merah dan burung Emu menopang perisai adalah lambang satwa Australia meskipun tidak secara resmi. Lambang fauna ini dipilih karena keduanya merupakan satwa asli benua Australia. Di latar belakang terdapat rangkaian tanaman Wattle emas, lambang flora resmi Australia, meskipun perwujudan spesies tanaman ini secara botani tidak akurat.[1] Di bagian dasar lambang terdapat pita bertuliskan nama negara Australia. Baik rangkaian tanaman maupun pita bukanlah bagian lambang resmi yang direstui penggunaannya oleh Kerajaan Britania Raya.
Amerika Serikat
Lambang negara Amerika Serikat atau Segel Agung Amerika Serikat adalah lambang yang digunakan sebagai segel resmi berbagai dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Federal Amerika Serikat. Lambang ini pertama kali digunakan secara umum pada tahun 1782.
Segel ini terdiri atas bagian muka dan bagian belakang. Bagian muka digunakan sebagai lambang negara Amerika Serikat,[1] dan umumnya digunakan pada berbagai dokumen resmi seperti paspor, lambang militer, pelat kedutaan besar, dan bendera-bendera Amerika Serikat. Sebagai lambang negara, desain lambang ini memiliki warna resmi; sebagai Segel Agung Negara yang dicetak embos atau dibubuhkan di atas kertas, biasanya hitam putih.
Sejak 1935, kedua sisi segel muncul pada bagian belakang pecahan uang satu dollar AS. Lambang Kepresidenan Amerika Serikat juga berdasarkan lambang ini, dan elemen-elemennya digunakan sebagai lambang berbagai institusi dan badan pemerintah Amerika Serikat.
Desain
MukaPada bagian muka digunakan sebagai lambang negara Amerika Serikat. Perisai menampilkan dua ciri utama Bendera Amerika Serikat, yaitu bagian biru dan garis merah-putih. Akan tetapi tidak ada bintang pada latar biru. Perbedaan lainnya pada bagian garis terluar adalah warna putih, bukan warna merah.
Perisai ini ditopang oleh burung Elang Botak dengan sayap membuka dan terentang sebagaimana lazimnya lambang negara bergambar burung. Dari perspektif elang, burung ini menggenggam himpunan 13 batang anak panah pada cakar kirinya, (melambangkan 13 koloni awal pembentuk Amerika serikat), dan sebuah ranting zaitun di cakar kanannya, keduanya melambangkan bahwa Amerika adalah negara yang cinta damai, tetapi selalu siap sedia untuk berperang. Meskipun tidak ditetapkan secara resmi oleh Undang-undang, ranting zaitun biasanya menampilkan 13 daun dan 13 buah zaitun yang juga melambangkan 13 negara bagian awal tersebut. Elang ini menolej pada ranting zaitun yang melambangkan Amerika lebih memilih jalan perdamaian. Pada paruhnya, elang ini mematuk pita yang bertuliskan motto berbahasa Latin E pluribus unum ("Dari banyak, Satu"). Motto ini memiliki semangat dan makna yang mirip dengan semboyan kebangsaan Indonesia; Bhinneka Tunggal Ika. Di atas kepalanya muncul lingkaran lambang kejayaan dengan 13 bintang di atas latar biru. Ke-13 bintang ini diatur dalam konfigurasi with 1-4-3-4-1,membentuk bintang bersudut enam.
Belakang
Resolusi tahun 1782 menetapkan segel blazon pada bagian sebaliknya bergambar sebuah piramida yang belum rampung. Pada puncaknya terdapat sebuah mata dalam segitiga yang dikelilingi lambang kejayaan. Piramida ini umumnya ditampilkan terdiri atas 13 lapisan yang merujuk kepada 13 negara bagian awal Amerka Serikat. Resolusi juga menetapkan bahwa angka romawi MDCCLXXVI (melambangkan tahun 1776) harus dicantumkan. Sementara di puncak piramida terdapat Mata Providence yang mengawasinya. Dua motto muncul: Annuit cœptis melambangkan Providence telah "menyetujui upaya (kita)."[2] Novus ordo seclorum, dikutip dari Virgil,[3] adalah bahasa Latin yang berarti "sebuah orde (tatanan) segala zaman."Kata seclorum bukan berarti "sekuler", tetapi sebagai bentuk genitif posesif jamak kata saeculum, yang berarti (dalam konteks ini) generasi, abad,atau zaman. Bagian belakang ini tidak pernah digunakan sebagai lambang negara, tetapi tetap ditampilkan, misalnya pada bagian belakang uang pecahan satu dollar AS.Lambang nasional Arab Saudi (bahasa Arab: شعار السعودية) digunakan tahun 1950[1]. Sesuai Konstitusi Saudi[2] lambang ini terdiri dari dua pedang yang bersilangan dengan sebatang pohon palem di ruang terbuka di antara pedang-pedang tersebut. Pedang-pedang melambangkan dua daerah, Hijaz dan Nejd yang disatukan di bawah Ibn Saud pada tahun 1926.[ Lambang Bahrain (bahasa Arab: شعار البحرين) dirancang tahun 1930-an oleh penasehat Britania Raya, Charles Belgrave kepada Raja Bahrain (kemudian emir). Lambang ini memiliki desain yang sama seperti bendera nasional yang berada di perisai di tengah, selubung merah dan putih mengelilingi perisai. Lima indentasi putih melambangkan lima rukun Islam.
Lambang negara Brunei, ditampilkan di atas bendera Brunei dan titetapkan penggunaannya sejak 1932. Menurut situs web resmi negara ini terdapat lima komponen utama lambang nasional antara lain, bendera, payung kerajaan, sayap, dua lengan, dan bulan sabit. Di atas bulan sabit tertulis motto nasional dalam aksara Arab Jawi, "Sentiasa berkhidmat dengan panduan Tuhan". Dibawahnya terdapat pita dengan tulisan nama negara Brunei juga dalam aksara Jawi "Brunei Darussalam" atau Brunei, negeri perdamaian.
Sayap melambangkan perlindungan, keadilan, dan perdamaian. Bulan sabit melambangkan Islam, sebagai agama resmi Brunei. Kedua lengan melambangkan kewajiban pemerintah untuk melindungi rakyatnya.
Lambang negara Brasil, diciptakan pada tanggal 19 November 1889, empat hari setelah Brasil menjadi republik.
Lambang terdiri atas simbol utama di tengah yang dikelilingi ranting tanaman kopi (di kiri) dan tanaman tembakau (di kanan), yang merupakan tanaman komoditas produksi paling penting bagi Brasil kala itu. Pada lingkaran biru di tengahnya terdapat bintang salib selatan (juga dikenal sebagai Cruzeiro do Sul). Ke-27 bintang membentuk cincin melambangkan 26 negara bagian Brasil dan Distrik Federal Brasil.
Pada pita biru terdapat tulisan nama resmi Brasil (República Federativa do Brasil — Republik Federasi Brasil) pada baris pertamanya. Pada baris keduanya tertulis tanggal berdirinya Republik Federasi Brasil (November 15, 1889).
Sejarah
Sejak zaman Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Byzantium lambang elang adalah makhluk yang paling dihormati dan melambangkan sifat tak terkalahkan. Kemudian, lambang kekaisarannya berupa(cf. adler), disebut di Jerman dengan nama Reichsadler, digunakan di Jerman mungkin sejak zaman Charlemagne (742–814). Sekitar tahun 1200 lambang elang hitam dengan latar emas digunakan sebagai lambang kekaisaran Jerman. Selain pada lambang negara, lambang resmi elang hitam Jerman juga dapat diitemui pada lambang dan bendera institusi federal Jerman, bendera Presiden Jerman, dan lencana resmi kenegaraan.
Lambang negara Republik Rakyat China (中华人民共和国国徽) mengandungi representasi Gerbang Tiananmen yang merupakan tempak masuk ke dalam Bandar Terlarang di Beijing, di dalam sebuah bulatan merah. Di atas imej Gerbang Tiananmen ini terdapat lima butir bintang yang juga boleh didapati di bendera negara China. Bintang-bintang ini mempunyai pelbagai makna di kalangan rakyat China. Ada yang mengatakan bahawa ia melambangkan kesatuan seluruh rakyat China, khususnya, kesatuan lima bangsa terbesar di tanah China. Ada juga yang mengatakan bintang-intang tersebut melambangkan kesatuan lima kelas sosial di negara itu.
Bulatan merah ini dikelilingi tangkai bijiran gandum yang melambangkan falsafah Mao mengenai revolusi pertanian. Di sebeblah bawah bahagian tengah adalah sebuah roda bergigi yang melambangkan para pekerja perindustrian.
Elemen-elemen yang terdapat di jata ini memberi simbol kepada perjuangan rakyat China sejak Pergerakan Empat Mei dan juga melambangkan gabungan rakyat dan puak proletariat yang berjaya membangunkan sebuah negara Republik Rakyat China.
Jata ini direka oleh Liang Sicheng, seorang arkitek yang terkenal, di dalam sebuah pertandingan sempena penubuhan Republik Rakyat China, dan direka dengan simbol-simbol yang serupa dengan jata negara USSR, sebuah lagi negara komunis. Rekaan Liang ini dirasmikan sebagai lambang negara oleh Pusat Pemerintahan Rakyat China pada 20 September 1950.
Lambang negara Filipina, menampilkan matahari berjurai delapan berkas sinar khas Filipina yang masing-masing melambangkan delapan provinsi (Batangas, Bulacan, Cavite, Manila, Laguna, Nueva Ecija, Pampanga dan Tarlac) yang ditetapkan dalam hukum darurat dalam keadaan perang oleh Gubernur Jenderal Filipina Ramón Blanco ketika pecahnya Revolusi Filipina. Sedangkan tiga bintang emas bersudut lima melambangkan tiga kawasan utama Filipina yaitu Luzon, Visayas, dan Mindanao. Pada bidang biru di sisi kiri adalah Elang Lambang Amerika Serikat, sedangkan pada bidang merah sisi kanan adalah lambang Singa Spanyol, keduanya melambangkan sejarah kolonial Filipina yang pernah menjadi koloni Spanyol dan Amerika Serikat. Rancangan lambang ini mirip dengan rancangan Persemakmuran Filipina pada tahun 1940. Lambang ini juga digunakan oleh Bank Nasional Filipina.
Lambang nasional ini ditetapkan berdasarkan Akta Persemakmuran (Commonwealth Act) No. 731, yang disahkan pada tanggal 3 Juli 1946. Lambang ini dirancang oleh Kapten Galo B. Ocampo, sekretaris Komite Lencana Negara Filipina.[1]
Haiti
Bendera Haiti disetujui tanggal 25 Februari 1986. Bendera ini terbagi menjadi dua segiempat melintang. Setengah atas berwarna biru dan bawahnya merah. Di tengah terdapat lambang Haiti yang meliputi sebuah pohon palem yang digunakan dikelilingi beberapa bendera. Terdapat dua meriam di sisi samping pohon palem. Tulisan di bawahnya adalah motto nasional: L'Union Fait La Force (Persatuan Menghasilkan Kekuatan). Bendera dan ensain sipil tidak memasukkan lambang.
Warna biru dan merah bendera diperoleh dari Tricolore Perancis yang disobek oleh revolusioner jean-Jacques Dessalines tahun 1803. Kedua bagian dijahit secara melintang untuk membuat bendera baru.
Pada Olimpiade Musim Panas 1936 di Berlin, terlihat Haiti dan Liechtenstein menggunakan bendera yang sama, yang menyebabkan gambar mahkota ditambahkan ke dalam bendera Liechtenstein.
Sejak 25 Mei 1964 hingga 25 Februari 1986, selama kediktatoran keluarga François dan Jean-Claude Duvalier, negara ini memiliki bendera lain, dengan warna merah dan hitam, secara menurun, tidak melintang.
Indonesia
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Lambang negara Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958 [1]
Garuda
- Garuda Pancasila sendiri adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
- Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
- Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
- Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
- 17 helai bulu pada masing-masing sayap
- 8 helai bulu pada ekor
- 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
- 45 helai bulu di leher
[sunting] Perisai
- Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
- Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
- Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia "merah-putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
- Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila. Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut[5]:
- Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam[6];
- Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah[7];
- Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putih[8];
- Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng[9] di bagian kanan atas perisai berlatar merah [10]; dan
- Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
Pita bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
- Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam.
- Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan, bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan
Lambang negara India adalah adaptasi dari Hulu Tiang Singa Ashoka dari Sarnath.
Maharaja Ashoka yang Agung mendirikan hulu tiang yang menghiasi puncak Pilar Ashoka untuk menandai titik tempat Buddha Gautama mengajarkan Dharma untuk pertama kalinya, serta tempat dimana Sangha Buddha dibentuk. Aslinya terdapat empat Singa asia berdiri saling membelakangi dan berdiri di landasan abakus melingkar yang dihiasi ukiran relief timbul bergambar gajah, kuda, lembu, dan singa yang diselingi ukiran Dharmacakra atau Cakra Ashoka. Di dasarnya dilandasi teratai berbentuk lonceng. Tugu ini diukir dari satu batu utuh.
Keempat singa ini (satu terhalang dari pandangan) - melambangkan kekuatan, keberanian, harga diri, dan keyakinan - berdiri di atas landasan abakus melingkar. Landasan ini berukir hewan yang lebih kecil yang menjaga empat arah mata angin: singa di utara, gajah di timur, kuda di selatan, dan lembu di barat. Landasan ini ditopang teratai mekar yang melambangkan hulu sumber air kehidupan dan inspirasi kreatif. Versi yang digunakan dalam lambang negara tidak memasukkan lapik atau landasan bunga teratai. relief di bawah singa hanya menampilkan Dharmacakra di tengah dengan lembu di kanan dan kuda di kiri, serta tepi Dharmacakra di ujungnya.[1] Semboyan Satyameva Jayate सत्यमेव जयते dituliskan di bawah lambang dalam aksara Dewanagari yang bermakna 'hanya kebenaran yang berjaya'.[1]
Lambang ini dresmikan sebagai lambang negara India pada 26 Januari 1950, pada saat itu India telah menjadi republik merdeka.[2]
Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar